Selasa, 27 November 2012

Sssssttt… Fakta dibalik remaja yang suka ikut-ikutan alias gag punya prinsip!


Remaja merupakan masa transisi usia karena berada antara anak-anak dan dewasa, masa transisi biologis ditandai dengan organ vital yang semakin berkembang (payudara membesar untuk anak perempuan), serta masa transisi kognitif  (otak) seperti mulai mengenal jatuh cinta, menyukai hal baru yang manantang rasa penasaran dan sebagainya.
Remaja merupakan masa sulit, karena pada usia ini, seseorang mulai mencari siapa jati dirinya dengan selalu mencoba hal baru sampai mencari-cari perhatian untuk kalangan nya. Yaa semua itu dilakukan untuk aktualisasi diri.
Demi aktualisasi diri, mereka rela mengeluarkan uang banyak untuk fashion, dan melengkapi berbagai gadget yang semakin canggih tanpa dimanfaatkan dengan baik hanya semata mata untuk bisa dianggap gaul dan gaya. Sampai aksi niru-niru alias imitasi perilaku atau gaya orang lain pun dilakukan.. nah, mengapa demikian ya…?sebenarnya ini merupakan social phobia atau gangguan kecemasan sehingga seseorang merasa tidak percaya diri dan memilih jalan aman dengan ikut ikutan alias kagag punya prinsip. 

Batasan social phobia :
  1. Ketakutan yang berat dan persistem terhadap sebuah (atau lebih) situasi sosial atau situasi yang terkait berhubungan dengan performa, yang membuat individu harus berhadapan dengan orang-orang yang tidak dikenalinya atau menghadapi kemungkinan diamati oleh orang lain, takut bahwa dirinya akan dipermalukan atau dihina. 
  2. Keterpaparan pada situasi sosial yang takuti hampir selalu membangkitkan kecemasan, kadang-kadang dalam bentuk serangan panic. 
  3. Kesadaran (pada orang dewasa) bahwa ketakutan itu berlebih-lebihan dan tidak masuk akal. 
  4. Situasi sosial atau performa yang ditakuti dihindari atau dijalani dengan anxietas (kecemasan) atau distress yang intens.
  5. Perilaku menghindar, antisipasi yang penuh kecemasan, atau distress itu secara signifikan mengganggu kehidupan dan kemampuan untuk berfungsi secara sehat.
contoh gangguan kesemasan (sosial phobia)
seorang anak minder untuk tampil dihadapan teman-temannya.
Ciri khas yang dialami oleh semua gangguan kecemasan adalah
  1. timbulnya gejala-gejala saraf otonom pada pasien yang mengalami kondisi kecemasan itu. Gejala yang timbul misalnya jantung berdebar, sesak napas, keluar keringat dingin, mual, kesemutan, serta perasaan takut yang tidak jelas.
  2. Sedangkan ciri spesifik untuk fobia sosial adalah kecemasan bahwa dirinya akan dinilai atau diperhatikan oleh sekitarnya. Ada kalanya juga ini terkait dengan status sosial di lingkungan tempat dia bekerja, misalnya kecemasan jika harus berbicara dengan pimpinan atau orang yang lebih senior daripada pasien.
  3. Pikiran tidak rasional ini datang tanpa bisa dikendalikan, sehingga membuat orang yang mengalami fobia sosial lebih cenderung menghindari situasi-situasi yang membuatnya mengalami kecemasan seperti itu. Tidak heran biasanya pasien yang mengalami fobia sosial akan takut mennjadi pusat perhatian atau berhadapan dengan orang yang dianggapnya lebih senior.


Social phobia Bisa disembuhkan :D
1.      Salah satu cara yang paling dianggap efektif dalam mengatasi kondisi fobia sosial adalah proses pembiasaan atau habituasi. Proses ini melibatkan kemampuan terapis untuk bisa memberikan dukungan kepada pasien untuk mampu melewati tahap demi tahap kecemasan fobianya terkait dengan suatu peristiwa atau kondisi tertentu.
2.      Awalnya pasien akan diajak oleh terapisnya untuk membayangkan kondisi atau hal-hal yang berkaitan dengan fobia sosialnya. Pada pasien yang sudah parah fobianya, keadaan membayangkan kondisi saja bisa sangat begitu menakutkan sehingga membuat gejala-gejala otonom seperti jantung berdebar, sesak napas dan perasaan tidak enak di perut timbul.
3.      Pembiasaan ini akan berlangsung terus menerus tahap demi tahap baik saat bersama terapis ataupun nantinya dengan upaya pasien sendiri. Setelah dengan proses pembayangan itu maka langkah selanjutnya bisa dengan membuat pasien berada dalam kondisi tersebut secara nyata dengan pendampingan. Pendampingan bisa dilakukan oleh teman atau kerabat yang dipercaya oleh pasien atau dengan terapisnya sendiri jika memungkinkan. Hal ini untuk menghadapkan pasien pada kondisi nyatanya. Tentunya perlu tetap waspada akan serangan kecemasan akut yang bisa timbul saat pasien dihadapkan pada kondisi tersebut.

Pengalaman saya mengamati anak yang menderita social phobia yaitu Terkait trauma masa lalu.
Ada anak yang mengatakan pernah dihukum di depan kelas sehingga membuatnya ditertawakan oleh teman-temannya dan selama beberapa bulan menjadi bulan-bulanan dan bahan ledekan teman-teman sekelas. Kemudian anak tersebut enggan untuk mengeksplorasi dirinya didepan umum karena alasan takut berbuat kesalahan yang fatal. Terlihat bahwa ada hubungan antara kondisi di masa lampau dengan apa yang terjadi pada pasien saat ini berkaitan dengan kecemasannya berada pada posisi menjadi pusat perhatian.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar